Pura Lingsar Sejarah Kerukunan Antar Keyakinan Di Lombok Barat

Posted on

Pura Lingsar adalah salah satu tempat yang patut dikunjungi jika kamu berlibur ke Pulau Lombok. Pura ini merupakan simbol kerukunan umat beragama di Pulau Lombok dengan adanya dua bangunan utamanya yaitu Pura Waktu Telu dan Pura Hindu. Dalam Pura Waktu Telu, terdapat tiga pintu masuk yang masing-masing melambangkan ketiga agama yaitu Islam, Hindu, dan Budha.

Berikut adalah beberapa foto Pura Lingsar yang menunjukkan keindahan bangunan dan lingkungannya:

Pura Lingsar terletak di Desa Lingsar, Kecamatan Lingsar, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat. Pura ini memiliki letak yang strategis karena hanya berjarak sekitar 9 kilometer dari pusat Kota Mataram dan dapat dijangkau dengan mudah menggunakan kendaraan bermotor seperti taksi atau motor.

Jika kamu berasal dari Bandara Internasional Lombok atau pelabuhan laut Bangsal, kamu bisa menggunakan taksi atau angkutan umum ke arah Mataram. Dari Mataram, kamu dapat mengambil rute menuju Lingsar dengan waktu tempuh sekitar 25 menit. Selain itu, kamu juga dapat menyewa motor atau mobil di kota Mataram jika ingin lebih fleksibel dalam mengatur waktu perjalanan.

Sumber Gambar : Wisataterbaik.com

Pura Lingsar menyediakan fasilitas yang cukup lengkap bagi pengunjung. Selain area parkir yang luas, terdapat juga warung makan dan toko souvenir yang menjual berbagai macam oleh-oleh khas Lombok.

Pura Lingsar memiliki banyak daya tarik bagi wisatawan lokal maupun mancanegara. Selain sebagai simbol kerukunan umat beragama, Pura Lingsar juga memiliki sejarah yang menarik. Konon, pura ini dibangun pada abad ke-18 oleh seorang Dewa Agung Negeri Bali yang bernama Anak Agung Ngurah Karangasem.

Selain itu, Pura Lingsar juga memiliki arsitektur yang unik dengan gaya arsitektur Bali dan Lombok yang terlihat pada bentuk bangunan dan hiasan di dalam pura. Pengunjung juga dapat menikmati pemandangan yang indah karena Pura Lingsar terletak di dataran tinggi yang memberikan pemandangan yang menakjubkan.

Tidak hanya itu, Pura Lingsar juga menjadi tempat untuk upacara adat umat Hindu Sasak yang disebut Bau Nyale. Bau Nyale sendiri merupakan perayaan tradisional masyarakat Suku Sasak yang dilaksanakan setelah Hari Raya Nyepi yang jatuh pada bulan Maret. Upacara ini dilakukan dengan memancing cacing laut (nyale) yang diyakini sebagai jelmaan putri mandi yang sangat cantik.

Inti dari perayaan Bau Nyale adalah meminta keberkahan dan kebaikan dari nyale sebagai lambang daya penyejuk dan kebijaksanaan. Perjalanan menuju Pantai Selong Belanak dilakukan oleh umat Hindu Sasak dari desa-desa yang ada di sekitar Lombok Tengah.

Karena itu, jika kamu berkesempatan untuk berkunjung ke Pura Lingsar saat pelaksanaan Bau Nyale, kamu dapat menyaksikan perayaan adat yang indah dan meriah. Selain itu, kamu juga bisa mencicipi berbagai hidangan khas yang disajikan pada saat perayaan ini, seperti nasi tumpeng, bebalung, dan lain-lain.

Jika kamu tertarik untuk mengunjungi Pura Lingsar, pastikan kamu memperhatikan aturan-aturan yang berlaku di pura agar terhindar dari masalah. Sebagai tempat suci, Pura Lingsar memiliki aturan yang cukup ketat dalam berpakaian. Hindari menggunakan pakaian yang terlalu seksi dan berjalan di depan orang yang sedang beribadah. Jangan pula memotret atau merekam kegiatan ibadah yang sedang berlangsung.

Saat memasuki area pura, pastikan kamu sudah mengenakan kain khas Lombok yang disebut kain songket. Kain songket ini dikenakan di pinggang dan harus ditempatkan dengan benar agar tidak merusak situasi religius yang sedang berlangsung. Selamat berlibur di Pulau Lombok!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *