Gwalior Fort india wisata nuansa kerajaan

Posted on

Gwalior Fort adalah salah satu benteng terbaik di India yang terletak di atas sebuah bukit. Benteng ini juga dianggap sebagai salah satu benteng yang paling sulit ditembus di negara ini. Dikenal karena arsitektur dan sejarahnya yang kaya, Gwalior Fort adalah tempat wisata yang wajib dikunjungi saat berkunjung ke India Tengah.

Benteng Gwalior memiliki sejarah yang panjang dan berlapis-lapis yang mencerminkan berbagai dinasti dan peristiwa yang pernah menguasai dan terjadi di sana. Menurut legenda, benteng ini didirikan pada abad ke-6 M oleh seorang penguasa lokal bernama Suraj Sen yang sembuh dari penyakit kusta setelah minum air dari sebuah kolam suci yang ditawarkan oleh seorang pertapa bernama Gwalipa. Suraj Sen kemudian membangun sebuah benteng di tempat itu dan menamainya Gwalior, sesuai dengan nama sang pertapa. Pertapa itu juga memberikan gelar “Pal” atau “pelindung” benteng kepada Suraj Sen dan keturunannya. Kolam tempat air itu diambil sekarang berada di dalam kompleks benteng dan disebut Suraj Kund.

Benteng Gwalior telah mengalami berbagai serangan dan pergantian kekuasaan sejak masa itu. Pada abad ke-10 M, wilayah Gwalior berada di bawah kekuasaan dinasti Kachchapghat (kemudian dikenal sebagai Kachwaha) yang membuat kontribusi penting terhadap seni dan arsitektur zaman itu. Pada abad ke-11 dan ke-12, benteng ini diserang oleh Mahmud dari Ghazni pada tahun 1022 M dan kemudian direbut oleh Qutb-ud-Din Aibek, penguasa pertama Kesultanan Delhi pada tahun 1196 M. Benteng ini tetap berada di bawah Kesultanan Delhi sampai tahun 1398 M, ketika dinasti Tomar berkuasa di Gwalior.

Raja Man Singh dianggap sebagai penguasa Tomar yang paling terkenal. Ia membangun dua istana utama di dalam benteng, yaitu Man Mandir dan Gujari Mahal, yang terakhir dibangun untuk istrinya, Ratu Mrignayani. Man Mandir adalah istana yang megah dan indah yang memiliki dinding-dinding yang dihiasi dengan ubin keramik berwarna-warni, ukiran batu yang rumit, dan jendela-jendela berbentuk lengkungan. Gujari Mahal adalah istana yang lebih sederhana dan kokoh yang dibangun untuk memenuhi permintaan Ratu Mrignayani agar memiliki sumber air sendiri. Kini, istana ini menjadi museum arkeologi yang menyimpan koleksi artefak kuno, termasuk patung-patung Buddha, Jain, dan Hindu.

Salah satu hal menarik yang dapat ditemukan di benteng Gwalior adalah catatan tertua kedua tentang angka nol di dunia. Catatan ini terdapat pada sebuah prasasti batu di sebuah kuil kecil yang terletak di jalan menuju puncak benteng. Prasasti ini berusia sekitar 1500 tahun dan menunjukkan bahwa simbol nol memiliki nilai tempat seperti dalam notasi desimal modern.

Benteng Gwalior juga menjadi saksi dari berbagai peristiwa penting dalam sejarah India. Pada tahun 1232 M, benteng ini direbut kembali oleh Iltutmish, penguasa kedua Kesultanan Delhi, setelah pengepungan yang panjang. Ini adalah pertama kalinya Jauhar terjadi di benteng Gwalior. Jauhar adalah ritual bunuh diri yang dilakukan oleh para wanita di dalam benteng untuk menghindari ditangkap oleh tentara musuh. Tempat di mana mereka mengorbankan nyawa mereka disebut Jauhar Kund atau Jauhar Tal dan terletak di ujung utara benteng.

Pada tahun 1526 M, benteng ini menjadi tempat penahanan bagi Ibrahim Lodi, penguasa terakhir dinasti Lodi yang dikalahkan oleh Babur, pendiri Kekaisaran Mughal, dalam Pertempuran Panipat. Pada tahun 1542 M, benteng ini juga menjadi tempat kelahiran dari Akbar, kaisar Mughal terbesar, yang lahir di sini ketika ayahnya, Humayun, mengungsi dari Sher Shah Suri. Pada tahun 1564 M, benteng ini diserahkan kepada Akbar oleh penguasa Tomar terakhir, Ram Shah, tanpa perlawanan. Akbar kemudian menjadikan benteng ini sebagai penjara negara bagi para tahanan politik, termasuk sepupunya, Bairam Khan, dan putranya sendiri, Murad.

Pada tahun 1858 M, benteng ini menjadi tempat pertempuran sengit antara pasukan pemberontak India dan tentara Inggris selama Pemberontakan India 1857. Benteng ini berhasil direbut oleh Inggris setelah pengepungan selama tiga minggu. Salah satu pahlawan pemberontakan, Rani Lakshmibai dari Jhansi, gugur dalam pertempuran ini. Benteng ini kemudian dikuasai oleh Inggris hingga tahun 1886, ketika mereka menyerahkannya kepada Scindia, penguasa kerajaan Maratha di Gwalior. Benteng ini tetap berada di bawah Scindia sampai tahun 1948, ketika India merdeka dan benteng ini menjadi milik pemerintah pusat India.

Benteng Gwalior adalah salah satu warisan budaya yang paling berharga di India. Benteng ini menawarkan pemandangan yang menakjubkan dari kota Gwalior dan sekitarnya. Benteng ini juga memiliki berbagai bangunan dan monumen yang menunjukkan gaya arsitektur dan seni yang berbeda dari berbagai periode sejarah. Beberapa di antaranya adalah Sas-Bahu Ka Mandir, sebuah kuil Hindu yang dibangun pada abad ke-11; Teli Ka Mandir, sebuah kuil yang menggabungkan gaya Dravida dan Nagara; Gurdwara Data Bandi Chhor, sebuah tempat suci Sikh yang dibangun untuk memperingati pembebasan Guru Hargobind dari penjara Mughal; dan Chaturbhuj Mandir, sebuah kuil Jain yang memiliki patung-patung raksasa dari para Tirthankara.

Benteng Gwalior adalah tempat yang ideal untuk mengenal sejarah, budaya, dan keindahan India. Benteng ini menawarkan pengalaman yang tak terlupakan bagi para pengunjung yang ingin menyaksikan keagungan dan kemegahan benteng ini. Benteng ini juga menjadi sumber inspirasi bagi banyak seniman, penulis, dan penyair yang terpesona oleh cerita-cerita dan legenda yang terkait dengan benteng ini. Benteng Gwalior adalah salah satu benteng terbaik di India yang tidak boleh dilewatkan oleh siapa pun yang ingin menjelajahi India.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *